Kami melayani Penjualan Tiket Pesawat Secara online..
Lebih Cepat dan juga Praktis, Karena E-Ticket akan langsung kami kirim ke alamat email Anda.
TIDAK ADA MARK UP HARGA TIKET
( Sesuai Yang ditetapkan MASKAPAI Penerbangan )
Silahkan Anda Cek Tiket Promo Dengan Form Dibawah Ini !
Kalimantan Barat
Jumat, 02 Januari 2015
Ini Pentingnya Sabuk Pengaman Terus Dipakai Selama Pesawat Mengudara
Garuda Punya Wacana Terbang dari Bandara Pondok Cabe
Garuda Indonesia Kini Menjadi Maskapai Bintang Lima
Rute Baru AirAsia, Surabaya-Lombok Resmi Beroperasi
Selasa, 14 Oktober 2014
Citilink Akan Buka Rute Makassar-Surabaya
Jakarta - Maskapai Citilink Indonesia makin melebarkan sayap untuk terbang ke berbagai destinasi di Indonesia. Kali ini, Citilink akan membuka rute baru Makassar-Surabaya.
President & CEO Citilink, Arif Wibowo mengungkapkan, saat ini Citilink telah mengoperasikan 34 rute dan ditargetkan bisa menambah hingga 38 rute sampai akhir 2014.
"Rute kita masih akan menambah. Nanti akan nambah Makassar-Surabaya," kata Arif saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Selain Makassar-Surabaya, Arif menyebutkan akan menambah frekuensi penerbangan Jakarta (Halim)-Malang, Malang-Lombok, Malang-Bandung, dan Malang-Banjarmasin. Ini untuk memperkuat frekuensi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hingga 7 slot.
Penambahan rute dan frekuensi penerbangan juga sebagai salah satu cara untuk menambah jumlah penumpang yang ditargetkan bisa mencapai 8,2 juta pada akhir tahun.
"Sampai Agustus, kita sudah mengangkut 5 juta penumpang. Target 8,2 juta melalui 38 rute dan 200 penerbangan setiap harinya," ungkap dia.
Selain itu, perseroan juga berencana menambah 3 pesawat jenis Airbus A320. Dengan penambahan tersebut, total pesawat yang dimiliki Citilink bisa mencapai 32 pesawat pada akhir tahun.
"Meskipun Citilink pemain baru berbasis LCC (Low Cost Carrier), hari ini sudah punya 29 pesawat. Akan jadi 32 dengan Airbus 320 180 seater ke 32 kota. Penerbangan 170 per hari, akhir tahun 200 penerbangan, 38 rute. Hari ini masih 34 rute," jelas dia.
Garuda Tambah Frekuensi Penerbangan Jambi-Jakarta Jadi 4 Kali Sehari
Jakarta - PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) menambah frekuensi penerbangan Jambi-Jakarta menjadi empat kali sehari mulai 1 Oktober 2014. Sebelumnya rute ini hanya dilayani sebanyak tiga kali sehari.
Sales Manager Garuda Cabang Jambi, Ubay Ihsandi, mengatakan penambahan rute ini seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi terutama di sektor pariwisata dan bisnis.
"Jambi punya potensi yang bisa dimanfaatkan dan kami berharap ekspansi Garuda ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi Jambi," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/10/2014).
Maskapai pelat merah itu melayani rute Jambi-Jakarta dengan pesawat Boeing 737-800 NG berkapasitas 162 penumpang. Selain menambah frekuensi, Garuda juga berencana membuka rute lain dari Jambi.
Beberapa yang sedang dikaji adalah dari Jambi ke Palembang, Kepulauan Riau, Batam, dan Sumatera Selatan.
Gabungkan Tiket dan Airport Tax, Garuda Tekor Rp 2,2 M/Bulan
Jakarta - Maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sejak 1 Oktober 2012 menerapkan sistem penggabungan tiket dan Passanger Service Charge(PSC) alias airport tax untuk penerbangan domestik.
Selama dua tahun diterapkan sistem PSC on Ticket ini, praktis hanya Garuda dan anak usahanya (Citilink) yang menerapkan. Selama menggabungkan PSC ke dalam tiket, Garuda ternyata harus nombok alias tekor Rp 2,2 miliar per bulan.
"Mengakibatkan nilainya cukup material, Rp 2,2 miliar berkurang setiap bulan," kata Executive Project Manager Dedicated Terminal Garuda Indonesia Andi Rivai di, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Kerugian ini disebut PSC tiket 'multileg stop over' yang tidak ter-collect. Misal wisatawan Jepang atau Belanda terbang memakai armada asal negaranya menuju Yogyakarta. Di Indonesia, penumpang harus transit di Denpasar atau Jakarta, kemudian berganti pesawat ke Yogya.
Mereka bisa saja berganti pesawat memakai Garuda ke Yogya. Di lokasi transit, PT Angkasa Pura I atau II (Persero) menagih PSC ke penumpang padahal penumpang sudah membayar saat berangkat di negara asalnya.
Mau tidak mau, Garuda yang harus membayar karena penumpang merasa telah membayar di awal saat berangkat. Hal ini diakibatkan sistem PSC on Ticket maskapai Garuda dan asing tidak bersinergi dengan sistem PSC on Ticket di Angkasa Pura I dan II.
Penerapan PSC on Ticket yang dipakai dan dikelola operator bandara di Indonesia di bawah standar internasional yang dipakai Internasional Air Transport Association (IATA). Alhasil pembayaran PSC penumpang di luar negeri ke Indonesia tidak tercatat pada Global Distribution System (GDS) sehingga menyulitkan penagihan PSC oleh operator bandara RI.
"Akibatnya Garuda yang harus menanggung pembayarannya," kata VP Corporate Communication Garuda Pujobroto.
Pujo menerangkan pada dasarnya Garuda mendukung program PSC on Ticket namun syaratnya penggabungan tiket dan airport tax harus mengacu pada standar IATA.
"Artinya semua penerbangan domestik dan internasional dari atau ke Indonesia harus menerapkan PSC on Ticket," sebutnya.